Rabu, 28 Mei 2014

Proses Siaran Langsung Menggunakan S.N.G (Satellite News Gathering)

A.            Mengenal Peralatan Siaran Langsung
Apa sih peralatan yang biasa dipakai stasiun TV untuk meliput siaran langsung di luar daerah atau di luar lingkup stasiun TV? Mungkin ada yang bertanya-tanya demikian, apa hanya bermodal kamera+mic saja? Terus bagaimana caranya mengirimkan hasil liputan ke stasiun TV untuk ditransmisikan kepada para pelanggan layanan televisi? Apakah direkam? oh, tentu saja tidak. Jawabannya dengan menggunakan suatu peralatan yang bernama Satellite News Gathering atau biasa disebut SNG.
Siaran langsung yang dimaksud contohnya, salah satu stasiun TV ingin meliput acara rapat penentuan Hilal untuk menentukan kapan puasa hari pertama dimulai, tentu saja ini harus disiarkan secara langsung, karena bila penentuan Hilal memutuskan bahwa puasa hari pertama diadakan esok hari, maka malam harinya kita dapat melaksanakan ibadah salat tarawih pertama di bulan ramadhan. Maka dari itu penggunaan SNG sangat dibutuhkan.
Ini hanya salah satu contoh penggunaan SNG untuk siaran langsung, siaran langsung tidak hanya terbatas pada contoh diatas, bisa saja untuk meliput konser band, pertandingan sepak bola, dan kegiatan lainnya secara Live.
1.  Pengertian SNG
Satellite News Gathering (SNG) adalah peralatan yang mentransmisikan sinyal informasi yang bersifat sementara dan tidak tetap dengan menggunakan sistem stasiun bumi uplink yang dapat berpindah-pindah tempat. Dengan kata lain SNG merupakan piranti untuk transmisi satelit yang portable, yang berarti SNG lebih praktis untuk dibawa kemana-mana (mudah berpindah tempat / mobile).
Biasanya SNG sudah terintegrasi menjadi satu dengan OB-VAN, namun juga ada yang terpisah (jenis Fly Away), sehingga membutuhkan proses perakitan secara manual dan memakan waktu. Di tulisan ini akan dibahas tentang SNG jenis Flyaway.
Sistem transmisi SNG terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
a.         Sistem uplink
b.         Sistem transponder satelit, dan
c.         Sistem downlink. 

                                Uplink                                                 Downlink


`                       Outdoor Event                                                            MCR
Gambar 4.1 Pola kerja dari sistem SNG
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sinyal digital dari stasiun SNG dikirim (Uplink) ke stasiun televisi (Downlink) melalui transponder. Sinyal dari stasiun uplink SNG, diterima di stasiun downlink televisi untuk direkam ataupun dapat langsung dipancarkan dengan sistem distribusi melalui sistem satelit.

                                           http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/untitled22.jpg?w=549&h=349
Gambar 4.2. konfogurasi SNG
2.      Garis besar cara kerja sistem SNG
Sinyal audio dan video hasil liputan di lapangan masuk ke dalam bagian Encoder with L-band modulator. Oleh encoder, sinyal analog dari audio dan video diubah menjadi sinyal digital, dan oleh modulator akan di tumpangkan sinyal pembawa (carrier) yang mempunyai frekuensi lebih tinggi dari sinyal informasi, keluaran dari bagian ini adalah sinyal L-band.
Lalu, sinyal L-band akan masuk ke bagian Block Up Converter (BUC)/Solid State Power Amplifiers (SSPA). Dalam bagian ini sinyal akan dikuatkan frekuensinya menjadi sinyal C-band, di bagian ini juga berfungsi mengurangi noise dan memperkuat sinyal yang dipancarkan atau menaikan power untuk sampai ke satelit.
Keluaran dari bagian Block Up Converter (BUC)/Solid State Power Amplifiers (SSPA) merupakan sinyal informasi yang sudah siap untuk dipancarkan ke transponder satelit. Untuk “menembakan” sinyal ini adalah fungsi dari bagian antena. Sampai dibagian ini merupakan Sistem Uplink SNG.
Dalam transponder, sinyal akan diterima, diperkuat frekuensi, dan dipancarkan ulang sinyal tersebut ke antena SNG dan antena downlink di stasiun TV. Dalam diagram diatas, sinyal dari transponder akan di pancarkan kembali ke antena SNG untuk dapat melihat hasil kejadian yang sedang diliput di monitor.
Downlink SNG : Sinyal yang dipancarkan kembali akan diterima oleh antena dan akan diteruskan ke bagian LNB (Low Noise Block). Sinyal akan diubah kembali menjadi sinyal L-band, lalu akan diteruskan ke decoder. Oleh decoder sinyal digital tersebut akan diubah kembali menjadi sinyal analog agar dapat ditampilkan di layar monitor. Kru peliput siaran akan mengawasi jalannya siaran langsung dari monitor ini.
Downlink Stasiun TV : Urutan prosesnya sama seperti diatas, kru di stasiun TV tepatnya di bagian pemancar TV akan mengamati jalannya siaran langsung dari lapangan lewat monitor yang terdapat disana. Bila hasil siaran kurang bagus, kru pemancar akan mengkontak kru di lapangan untuk memperbaiki kualitas siaran.
Hasil siaran di lapangan akan disalurkan ke bagian MCR (Master Control Room),. Dibagian ini hasil siaran akan di lengkapi dengan logo TV, teks pendukung, dll. Lalu, akan disalurkan kembali ke bagian pemancar. Dibagian ini hasil siaran akan dipancarkan melalui antena uplink stasiun TV ke pelanggan.
B.            Perbedaan SNG dan OB-Van :
1.        OB-Van itu merupakan “Control Room Studio” yang portable sedangkan SNG merupakan Perangkat Uplink yang portable.
2.        Didalam OB-van itu biasanya dilengkapi dengan SNG.
3.        Apabila dilokasi live dilapangan semua Output audio, visual, maupun Lighting bermuara di OB-van. Lalu output dari OB-van ini adalah materi mentah yang belum siap On Air.
4.        Materi mentah yang dimaksud tersebut adalah belum adanya logo stasiun televisinya, karena semua pemasangan stasiun logo televisi tersebut tetap dilakukan di MCR.
5.             SNG memantulkan materi berita/suatu kejadian, kemudian materi tersebut dipantulkan oleh satelit ke perangkat penerimanya atau yang biasa disebut dengan Ground Segment yang kemudian akan diproses di Master Control Room (MCR).
6.             SNG bisa digunakan untuk acara live dari luar studio.

    http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/untitled31.jpg?w=549
                   Gambar 4.3. Mobile SNG            Gambar 4.4. Mobile OB VAN

C.            Peralatan SNG
1.      Genset
a. Berfungsi sebagai supply tegangan listrik 220V AC.
                                     http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/untitled4.jpg?w=549
                                                Gambar 4.5. Ganset



2.      Antenna 1.8 m Flyaway
a. Berfungsi untuk menerima dan memancarkan sinyal RF ke Satelit.
     http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/untitled5.jpg?w=549     https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVYuPnK6_bbwGvZIWc9cz-mpzjNy7nDC74lNCpzzHQXKd70FPUhnypzsJWKoUr8mvvHyXhipGb_T2qCRDfpAQOMiktTbs16DPO-cRB7DJoPK_skHNDH6iCYnG6IuulnO92scLreqGk468k/s320/img020.jpg
                          Gambar 4.6. Flyaway dan piringan parabola







3.         Box Peralatan Outdoor
a.    Berisi BUC (Block Up Converter) / SSPA (Solid State Power Amplifier).
b.    Merupakan peralatan Outdoor (Dapat diletakkan diluar  ruangan).
c.    Berfungsi menguatkan sinyal

http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/untitled6.jpg?w=549 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh32cbFCnPn_RHIa2uQ0TydXjVWjJWRjzbdxC7fQH9-LC-uXNzJ5RBwzdelpBbXJGUoOBU0-g6cMYpN9Wxgx6rFHrqyubDykcKeBCvR09TzKxBHoSjDIoBiK1-or2P0Rw9qIvIisIlLcZY7/s320/HPA.jpg
                        Gambar 4.7. Box Peralatan Outdoor (Penguat Signal)









4.      Box Peralatan Indoor 
a.    Encoder berfungsi untuk merubah sinyal audio video menjadi sinyal IF (L-Band).
b.    Audio & video monitor berfungsi untuk memonitor sinyal audio dan video
c.    Spectrum Monitor berfungsi untuk melihat bentuk sinyal RF dan mengetahui level sinyal.
d.   Receiver berfungsi untuk merubah sinyal sinyal RF ke audio dan video.
    http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/untitled7.jpg?w=549  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvjBRP2pRw0Mbc74dpaz7-2w2q_hQbRdo_WHWVzawokxhHkCygFWo49HcBpxRbLYqHztH8L_vggKTrSrR0nGTv7QARoomBRIYum0YbxrWM8jVBZCm2MMq24Qyfq_TMj1fkIlUJk9n8Qd9H/s320/Encoder.jpg
Gambar 4.8. Box peralatan indoor ( Tempat penyimpanan Encoder )
D.           Sistem Pemancar SNG (UPLINK SNG)
Pemancar sistem SNG merupakan sistem yang memancarkan sinyal gambar dan suara dalam format digital ke satelit. Dengan menggunakan stasiun uplink yang bersifat mobile dan berpindah-pindah tempat ke tempat terjadinya suatu liputan acara.

Biasanya sistem uplink ini menggunakan kendaraan OB-Van atau sistem pengangkut lainnya untuk membawa perangkat uplink. Di dalam kendaraan OB-Van, terdapat perangkat SNG yang berupa :
a.       Encoder with L-Band Modulator
b.      Block Up Converter (BUC)/Solid State Power Amplifiers (SSPA)
c.       Gigasat Flyaway Antenna
Perangkat SNG ini berfungsi untuk mendukung proses informasi yang dikirim dari sumber informasi ke satelit. Alat-alat ini mempunyai fungsi dan kegunaan masing-masing. Gambar jalur perangkat SNG dapat dilihat pada gambar berikut :
          http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/untitled8.jpg?w=549&h=211
                                    Gambar 4.9. Jalur Perangkat SNG
Perlengkapan alat diatas memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan spesifikasi perangkat SNG di bawah ini beserta dengan karakteristiknya.

1.             Encoder with L-Band Modulator
a.         Encoder
Perangkat encoder berfungsi untuk mengubah sinyal audio/video analog menjadi sinyal digital. Sebelum sinyal tersebut masuk ke modulator, terjadi penurunan laju bit yang disebabkan oleh sistem modulasi yang dipakai pada perangkat encoder ini. Penurunan laju bit yang dihasilkan encoder memiliki diagram blok seperti pada gambar di bawah ini :
           http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/untitled9.jpg?w=549&h=168
                                    Gambar 4.10. Diagram Blok Encoder
Kemampuan kompresi video encoder merupakan bagian penting dari sistem uplink SNG, karena hal ini dapat mempengaruhi kenaikan laju bit dengan bandwidth transponder yang dibutuhkan. Untuk mengatasi kesalahan pada encoding digunakan sistem error correction dengan Forward Error Corection (FEC) rate ¾.
Untuk sinyal audio analog diubah menjadi sinyal digital dengan metode PCM, kemudian hasil dari proses ini di multipleksing dengan sinyal keluaran video encoder. Multiplekser yang digunakan adalah multiplekser dengan metode Time Division Multiplexing (TDM). Metode ini memiliki kemampuan untuk menggabungkan beberapa kanal informasi yang dapat berupa data, audio video, sinyal input digital yang dihasilkan dari modulasi PCM. Keluaran multiplekser ini kemudian diteruskan ke modulator digital.
b.         Modulator
Perangkat modulator berfungsi untuk memodulasikan frekuensi sinyal informasi pada suatu frekuensi pembawa (carrier) yang mempunyai frekuensi lebih tinggi dari sinyal informasi sesuai dengan media transmisi tempat sinyal akan dikirim.
Jenis modulator yang digunakan di TVONE sesuai dengan jenis modulator digital yang digunakan pada sistem SNG yaitu modulator QPSK. Pada modulator ini terdapat kemungkinan terjadi 4 fasa keluaran untuk 1 frekuensi pembawa. Karena terdapat 4 jenis kondisi yang berbeda, untuk menghasilkan 4 kondisi masukan yang berbeda dibutuhkan lebih dari 1 bit masukan.
Dengan 2 bit akan didapat 4 kondisi yang mungkin yaitu 00, 01, 10, 11.

Blok diagram modulator QPSK dapat dilihat pada gambar berikut :http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/untitled10.jpg?w=549
Gambar 4.11. Diagram Blok Modulator QPSK

Untuk aplikasi SNG, kebutuhan lebar pita merupakan masalah yang penting, karena bandwidth yang tersedia untuk sinyal SNG cukup sempit, sehingga perlu dilakukan pemilihan metode yang paling efisien. Modulator yang dipilih haruslah modulator yang membutuhkan lebar pita yang seminimal mungkin, tetapi masih menghasilkan BER yang kecil. Kebutuhan lebar pita minimum QPSK adalah R/2 dengan R adalah laju bit dan 2 adalah koefisien modulasi (m) QPSK.


Berikut merupakan tampilan alat Encoder with L-band modulator secara keseluruhan :
                          http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/11.jpg?w=549
                       
Gambar 4.12. Alat Encoder L-band Modulator
2.              Block Up Converter (BUC)/Solid State Power Amplifiers (SSPA)
a.         Block Up Converter (BUC)
Block Up Converter berguna untuk merubah frekuensi Intermediate Frekuensi (IF) melalui proses yang dinamakan mixing. Gelombang IF 70 MHz output audio/video modulator akan dinaikan frekuensinya oleh up converter menjadi gelombang mikro C-band untuk selanjutnya diteruskan ke transponder satelit.

b.                  Solid State Power Amplifiers (SSPA)
SSPA merupakan jenis dari High Power Amplifier (HPA) yang digunakan oleh TVONE mempunyai daya maksimal 200 Watt. HPA merupakan penguat yang sifatnya mengurangi noise dan memperkuat sinyal yang dipancarkan atau menaikan power untuk sampai ke satelit. HPA berfungsi untuk menguatkan daya sinyal RF dari up converter sehingga memiliki daya yang cukup untuk dipancarkan kearah satelit.
Berikut merupakan tampilan dari BUC/SSPA :http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/12.jpg?w=549                             






                                    Gambar 4.13. BUC/ SSPA



c.                  Gigasat Flyaway Antenna
Antena merupaka bagian penting dalam sistem komunikasi satelit yang berfungsi untuk memancarkan sinyal uplink ke satelit. Pada sistem transmisi SNG yang menggunakan sistem antena ‘Gigasat FA-180’ Ukuran antenna flyaway ini biasanya berdiameter 1.8m, 2m atau 2.4m dan pada saat transportasi dapat dikemas dimasukkan dalam 2-4 buah flying case. dengan konfigurasi Prime Focus.
Dibutuhkan waktu hanya sekitar 10-15 menit untuk dapat melakukan siaran langsung menggunakan flyaway ini, apalagi bila operatornya sudah berpengalaman
                       .http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/untitled51.jpg?w=549
    Gambar 4.14. Bagian-bagian dari antena gigasat 1.8 flyaway



1). Feedhorn
 http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/1.jpg?w=549  http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/2.jpg?w=549
                        Gambar 4.15 dan 4.16 Antena Flyaway dan bagian-bagiannya

a). Feedhorn
FeedHorn berfungsi untuk menangkap dan memancarkan sinyal RF dari dan ke Reflektor.
 b). LNB (Low Noise Block)
LNB berfungsi untuk merubah sinyal RF C Band 4 GHz menjadi sinyal RF L Band 1 GHz.
 c). Upper & lower Feed Arm
Upper & lower Feed Arm berfungsi sebagai penyangga feedhorn dan sebagai jalur sinyal Transmit maupun Receive.
 d). Reflektor
Reflektor berfungsi sebagai pengumpul dan pemantul sinyal dari dan ke satelit.

2). Tuas AZ EL POL
http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/3.jpg?w=549  
                                    Gambar 4.17. Bagian-bagian tuas AZ EL POL

a). Water Pass berfungsi untuk mengetahui kerataan dari upper case antenna.
b). Pemutar Elevasi berfungsi untuk merubah posisi antena keatas dan ke bawah.
c). Pengunci Elevasi berfungsi sebagai pengunci tuas elevasi
d). Pemutar Azimuth berfungsi untuk merubah posisi antena ke kiri dan ke kanan.
e). Pemutar Polarisasi berfungsi untuk merubah arah FeedHorn ke kiri dan ke kanan.
f). Pengunci Polarisasi berfungsi sebagai pengunci tuas Polarisasi
g). Transmit Port berfungsi sebagai sambungan transmit yang dihubungkan ke SSPA melalui waveguide.
h). Receive Port berfungsi sebagai sambungan Receive yang dihubungkan ke Receiver.
3).    Upper and Lower case antenna
http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/41.jpg?w=549           
                                    Gambar 4.18. Bagian-bagian Upper Case

a)      Reflektor Support berfungsi sebagai tempat dudukan Reflektor.
b)      Upper Case antena berfungsi sebagai dudukan Reflektor support , tuas Azimuth
c)      Elevasi dan Polarisasi serta tempat waterpass indikator.
d)     Lower Case Antena berfungsi sebagai dudukan Upper Case antena dan kaki antena.
e)       Kaki antena berfungsi sebagai penguat posisi antena dan pengatur kemiringan antena (Upper dan lower Case).





E.            Sistem Transponder Satelit
Sebuah satelit biasanya terdiri dari beberapa transponder. Transponder adalah peralatan yang berfungsi untuk menerima sinyal, memperkuat frekuensi, dan memancarkan ulang sinyal tersebut. Keunggulan utama satelit adalah memiliki kemampuan untuk menyatukan kanal-kanal telepon dan televisi (audio/video) secara bersama-sama. Hal ini disebabkan kemampuan bandwidth yang lebar pada frekuensi-frekuensi yang dimilikinya.
Untuk C-band, satelit indosat 1 memiliki  lebih dari 36 buah transponder yang terdiri dari 24 transponder standar dengan banwidth 36 MHz dan 12 transponder extended. TVONE menggunakan bandwidth transponder sebesar 9 MHz.
Untuk transponder C-band, dibagi dalam alokasi frekuensi sebagai berikut:
                 http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/5.jpg?w=549

Dalam satu transponder memiliki bandwidth 40 MHz dengan 4 MHz guard band, 2 MHz dikiri dan 2 MHz dikanan. Jadi bandwidth efektif yang dapat digunakan yaitu 36 MHz.
TVONE menyewa transponder satelit Indosat dengan sisa  bandwidth 9 MHz sedangkan bandwidth transponder satelit Telkom 1 adalah 36 MHz.
F.                  Sistem Penerima SNG (DOWNLINK SNG)
Sistem downlink merupakan sistem yang berfungsi untuk menerima sinyal audio/video dari sistem uplink SNG melalui transponder satelit ke stasiun utama sebuah perusahaan televisi broadcast. Stasiun downlink atau stasiun utama stasiun tv nasional pusat.
Sistem downlink stasiun tv swasta nasional ini menggunakan perangkat downlink yang berupa sebuah perangkat TVRO (Television Receiver Only) yang dilengkapi antena parabola, LNB, dan receiver IRD (Integrated Receiver Decoder).

1.        Prinsip Monitoring Stasiun Downlink SNG
Untuk sinyal downlink yang diterima antena harus melewati LNB (Low Noise Blok) dan penerima satelit (IRD) terlebih dahulu kemudian baru ke TV monitor.
Prinsip kerja monitoring downlink SNG hampir sama dengan sistem TVRO yang biasa digunakan masyarakat untuk menangkap siaran TV satelit. Sistem TVRO terdiri dari :
a.    Antena parabola
b.    Receiver
Receiver ini mendapat input dari LNB. LNB merupakan penguat low noise sinyal dari antena, selain itu LNB juga berfungsi untuk memperkuat dan menurunkan frekuensi C-band yang diterima pada saat downlink.
2.             Antena
Antena TVRO yang digunakan di stasiun tv nasional berdiameter 5,5 meter dan memiliki efisiensi sekitar 65%. Di lapangan. Penguatan ini dapat berbeda-beda tergantung pada proses pabrikasi dan saat instalasi. Ini gambar antenanya :
                                http://rezahape.files.wordpress.com/2012/02/img_0298.jpg?w=225&h=300
Gambar 4.19. Antena Downlink
3.             Low Noise Block (LNB)
LNB merupakan gabungan dari LNA (Low Noise Amplifier) dan frekuensi translator yang mempunyai keluaran L-band, dimana frekuensi input antara 3,7 – 4,2 GHz dan frekuensi output 0,95 – 1,45 GHz untuk polarisasi horizontal dan 1,55 – 2,05 GHz untuk polarisasi vertikal.
                               
                                       Gambar 4.20. Komponen LNB
Konsistensi frekuensi perlu diperhatikan dan dipilih yang terbaik mengingat bila nilai frekuensi terlalu tinggi maka akan terjadi error rate. Namun hal ini dapat diatasi dengan mempersempit bandwidth transmisi yang juga menurunkan kecepatan transmisi data ke pelanggan, dengan asumsi pengaruh ketiga parameter tersebut berkurang.


4.             Receiver
Receiver merupakan sebuah perangkat yang digunakan dalam proses downlink yang berfungsi untuk menerima sinyal L-band dan mendemodulasikan serta memberikan keluaran sinyal audio/video dalam bentuk analog maupun digital. Dalam pengoperasian receiver ini perlu dilakukan suatu penyesuaian frekuensi terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar frekuensi kerja dari IRD ini dapat menterjemahkan sinyal frekuensi L-band maupun C-band. Hubugan antara L-band frekuensi dengan C-band (untuk downlink) adalah :
Gambar 4.21. Receiver Downlink Frekuensi
L-Band = 5150 MHz – downlink frekuensi
Dimana :
5150 MHz                   = LNB Local Oscillator (MHz)
Downlink frekuensi = Downlink frekuensi pada C-band
Besarnya range L-band frekuensi adalah 950 – 1450 MHz, sedangkan C-band untuk downlink 3700 – 4200 MHz dan untuk uplink 5925 – 6425 MHz.
Receiver downlink di stasiun TV, sebaiknya tuning frekuensi di set pada downlink frekuensi C-band, dimana LNB local oscillatornya bernilai 5150 MHz. Bila receiver tersebut ingin dioperasikan pada L-band maka tuning frekuensi di setting dengan menggunakan rumus di atas. Bila receiver (IRD) pada SNG uplink, dioperasikan untuk memonitor sinyal yang dikirim. Tuning frekuensi di setting pada L-band dengan LNB local oscillator bernilai 5150 MHz, hubungan antara L-band
frekuensi dengan uplink frekuensi adalah :
L-Band frekuensi = Uplink frekuensi – 4900 MHz
Dimana :
4900 Mhz              = Local Oscillator frekuensi Block Up Converter (BUC)
Uplink frekuensi = Uplink frekuensi C-band
            Nah itu tadi perkenalan dan pengertian sekaligius penjelasan tentang peralatan yang di gunakan pada unit SNG (Satellite News Gathering), pada pembahasan selanjutnya saya akan menjelaskan SOP  (Standar Oprasional Prosedur) yang dipakai dalam menjalankan SNG.




G.    S.O.P (Standar Oprasinal Prosedur) Installing Unit SNG
Suatu ruang peralatan tv yang dapat di pindah pindah kan (mobile) lengkap dengan peralatan video dan audio sama seperti di studio tetapi berukuran kecil (sederhana) atau secara garis besar sebuah mobil unit yang di gunaan untuk melakukan kegiatan liputan siaran luar.
menurut dari pembimbing saya bahwa
SNG bisa menampung 100 ltr solar dan jika di gunakan bisa di perhitungkan,
1 jam = 4 liter dan waktu perjalanan 5 km = 1 ltr

Unit S.N.G di lengkapi alaram pengaman , alaram pengaman akan berbunyi jika peralatan atau bagian" pada obvan tidak tersimpan dengan benar,,.. bagian" tersbut iyalah

1 stabiling jack (4 buah [2 depan 2 belakang])
2 Tutup penutup Acc yang berada di bawah pintu
S.N.G (bukan kemudi)
3. tiang antena tv
 flyaway tidak di kembalikan lagi ke semula
4. tutup power ext board (PLN) tidak tertutu
p rapat atau dalam keadaan terpasang



            Ketika Unit S.N.G telah sampai di lokasi tempat peliputan siaran langsung, tim segera bergerak melakukan “Installing” peralatan yang di gunakan untuk siaran langsung seperti;

1.      Parkir Mobil S.N.G pada tempat yang aman
2.      Siapkan penyangga stabiling jack (4 buah [2 depan 2 belakang])
3.      Turunkan stabiling jack (4 buah [2 depan 2 belakang]) usahakan bagian depan mobil lebih tinggi dari bagian belakang agar mobil seimbang, ukur menggunakan Water Pass.
4.      Siapkan dan pasang tuas AZ EL POL,
5.      Pasangkan Antena  Flayaway.
6.      Pasangkan kabel R.C.A untuk Receiver.
7.      Rangkailah satu per satu Reflektor sampai menbentuk antena parabola.
8.      Nyalakan Ganset sebagai power suply listrik.
9.      Naikkan P.A (Power Adaptor)
10.  Naikkan saklar M.C.B.
11.  Nyalakan semua layar monitor dan receiver untuk melihat kualitas signal.
12.  Lakukan Pointing untuk mencari posisi letak satelit. Biasanya instruktur saya mencari arah barat lalu di putar 10 derajat.  Menggunakan Elevasi, azimuth, dan polarivasi.
13.  Setelah mendapatkan kualitas signal yang sudah ditentukan sekitar 60% - 80 % maka semua pointing di kunci.
14.  Pasang kabel HPA/BUC SSPA.
15.  Tarik kabel Power untuk Alat – alat audio dan komunikasi.
16.  Siapkan dan pasang semua komponen audio seperti  Mic wareless, kabel power, dan kabel audio.
17.  Pasang komponen kabel power  ke unit Belt pack.
18.  Jika tempat melaporkannya jauh, maka alat pendukung audio dan komunikasi di taruh di atas mobil S.N.G agar gelombang signal yang di pancarkan tidak terganggu oleh bangunan.
19.  Tarik kabel penghubung R.C.A  antara unit S.N.G ke lokasi kamera yang hendak di pakai, ini berguna supaya jika tiba" terjadi hujan atau ada hal yang tidak di ingin kan kita hanya menggulung kabel saja  karena biaya perbaikan dari kamera sangatlah mahal dan membutuhkan waktu lama.
20.  Siapkan tripot, lalu kunci agar tidak bergeser. ( pastikan water pass seimbang )
21.  Pasang heandel tripot ( kanan kiri) dan sesuaikan dengan tangan si kameramen dan usahakan senyaman mungkin.
22.  Siapkan kamera , lalu pasang maunting ke kamera , setelah itu pasang ke tripot , jgn lupa kaitkan dengan erat  ( usahakan til up down dan pan right left terkunci dengan benar ).
23.  Lalu pasang output (kabel yang kita tarik pertama tadi) ke kamera.
24.  Lalu nyalakan CCU di S.N.G.
25.  Camera siap di gunakan.
26.  Jika proses siaran langsung akan di mulai, seorang Transmitter (Tx) akan dihubungi oleh oprator Transmisi dari Kantor pusat.
27.  Maka seorang Transmitter (Tx) akan menyalakan semua peralatan yang digunakan seperti Econder, Modulator, dan HPA/ BUC SSPA.
28.  Setelah di beri aba-aba dari oprator transmisi pusat tentang jalur signal yang akan di gunakan, maka seorang Transmitter siap untuk menembak signal agar studio pusat tahu bahwa station S.N.G telah siap melaporkan.
29.  Dari proses tersebut di atas dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mengeset/ installing secara keseluruhan sampai siap untuk siaran langsung/ LIVE.


Itulah proses tata urutan sebuah unit S.N.G (Sattelite News Gattering) dapat  melakukan siaran langsung.

Kami biasa duduk-duduk sambil mengemil jika stasiun pusat meminta untuk “STANDBYE”, ini dilakukan untuk mengisi waktu-waktu luang yang akan banyak terbuang Cuma-Cuma. Biasanya hal ini juga saya pergunakan untuk memperbaiki posisi peralatan yang tidak pada tempatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar